SABHANGKA.COM, MUNA – Festival Liangkobori kembali hadir pada 12-15 Juli 2024, membawa semangat pelestarian budaya dan sejarah ke Desa Liangkobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Setelah sukses besar pada tahun sebelumnya, persiapan festival tahun ini telah dilakukan dengan matang untuk menyambut para pengunjung yang antusias. Beragam acara menarik telah disusun rapi, mulai dari lomba dengan hadiah jutaan rupiah hingga berbagai pertunjukan seni yang memikat hati.
Kepala Desa Liangkobori, Farlin, SH menyampaikan semua kegiatan ini dirancang tidak hanya untuk menghibur, tetapi juga untuk memperkuat ikatan sosial dan budaya di antara masyarakat.
“Dengan menghadirkan berbagai lomba dan hiburan yang kaya akan nilai-nilai tradisi, Festival Liangkobori 2024 diharapkan dapat menjadi wadah bagi pelestarian dan pengenalan lebih luas tentang kebudayaan Muna kepada generasi muda dan pengunjung dari luar daerah,” ujar Farlin.
Farlin bilang, pendaftaran untuk berbagai lomba resmi dibuka mulai 10 Juni hingga 5 Juli 2024. Panitia festival telah menyiapkan berbagai kategori lomba yang mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi lokal.
“Lomba-lomba ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan penghargaan kepada para pemenang, yang akan membawa pulang hadiah bernilai jutaan rupiah. Selain itu, berbagai hiburan seni pertunjukan juga telah dijadwalkan, menampilkan seniman lokal yang akan memamerkan bakat mereka di panggung festival,” beber Ketua APDESI Muna.
Farlin menerangkan, lokasi festival akan berlangsung di pelataran Gua Liangkobori, yang mana gua ini adalah situs prasejarah yang penting dan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Gua ini menyimpan berbagai artefak dan lukisan prasejarah yang memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan manusia purba di wilayah ini.
Salahsatu lukisan purba di dinding gua Liangkobori (Foto: Ist)
“Panitia berusaha menggabungkan hiburan dengan edukasi sejarah, sekaligus mempromosikan pelestarian situs layang-layang purba yang menjadi ikon Desa Liangkobori,” tutur Farlin.
Farlin berharap, para pengunjung dapat menikmati suasana yang unik dan otentik, sambil belajar lebih banyak tentang warisan budaya dan sejarah yang kaya di daerah tersebut. Festival ini juga menjadi kesempatan bagi masyarakat lokal untuk menunjukkan keramahan dan kebanggaan mereka terhadap situs bersejarah yang dimiliki. Dengan persiapan yang matang dan jadwal acara yang menarik, Festival Liangkobori 2024 siap memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap pengunjungnya.
Jenis Lomba dan Hiburan di Festival Liangkobori Festival Liangkobori 2024 menghadirkan beragam lomba dan hiburan yang bertujuan untuk memperkaya pengalaman pengunjung serta mempromosikan budaya lokal. Salah satu lomba yang paling dinantikan adalah lomba layang-layang kolope, di mana peserta dari berbagai daerah akan menunjukkan keahlian mereka dalam menerbangkan layang-layang tradisional. Selain itu, ada juga lomba modero, yaitu tarian tradisional yang menggambarkan kisah-kisah dari masyarakat Muna.
“Rambi wuna dan kabhanti wuna juga menjadi bagian penting dari festival ini. Lomba rambi wuna akan menguji kemampuan peserta dalam menciptakan karya seni menggunakan bahan-bahan alami, sementara kabhanti wuna menantang para penyanyi untuk menampilkan lagu-lagu daerah Muna dengan penuh penghayatan,” kata Farlin.
Lebih lanjut kata Farlin, tidak ketinggalan, peragaan busana daerah yang menampilkan ragam pakaian adat dari berbagai wilayah di Muna serta lomba tari kreasi yang menggabungkan unsur-unsur tradisional dengan sentuhan modern.
Selain itu, festival ini juga menyelenggarakan lomba tingkat kecamatan dan desa, yang bertujuan untuk melibatkan masyarakat lokal secara lebih mendalam dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menunjukkan bakat dan kreativitas mereka. Hiburan yang ditawarkan pun tak kalah menarik, dengan penampilan silat Muna yang memperlihatkan keindahan seni bela diri tradisional. Tari lakadandio, sebuah tarian yang penuh energi dan semangat, juga akan menjadi sorotan, diikuti oleh pertunjukan gambus yang mengalunkan musik khas Melayu.
“Semua kegiatan ini dirancang tidak hanya untuk menghibur, tetapi juga untuk memperkuat ikatan sosial dan budaya di antara masyarakat. Dengan menghadirkan berbagai lomba dan hiburan yang kaya akan nilai-nilai tradisi, Festival Liangkobori 2024 diharapkan dapat menjadi wadah bagi pelestarian dan pengenalan lebih luas tentang kebudayaan Muna kepada generasi muda dan pengunjung dari luar daerah,” pungkas Farlin.
Dampak Ekonomi dan Pariwisata Festival Liangkobori
Festival Liangkobori yang digelar setiap tahunnya diharapkan memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian dan pariwisata Desa Liangkobori. Sebagai Kepala Desa Liangkobori, Farlin menyatakan bahwa festival ini telah berhasil mempromosikan desanya sebagai destinasi wisata prasejarah, menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara. Pada festival 2023, tercatat ratusan pengunjung datang setiap hari, termasuk wisatawan dari negara-negara seperti Jerman dan Korea.
Peningkatan jumlah wisatawan ini membawa dampak ekonomi yang positif bagi penduduk setempat. Penjual kaki lima, seperti pedagang makanan dan minuman, mengalami peningkatan penjualan yang signifikan selama berlangsungnya festival. Selain itu, pembuat layang-layang tradisional khas Liangkobori, yang dikenal dengan sebutan layang-layang kolope, juga merasakan manfaat ekonomi. Salah satu pembuat layang-layang bahkan melaporkan pendapatan mencapai Rp7 juta selama festival berlangsung.
Festival Liangkobori tidak hanya menyediakan hiburan dan pengetahuan bagi para pengunjung, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa. Melalui festival ini, penduduk setempat mendapatkan kesempatan untuk memamerkan produk dan kerajinan mereka kepada khalayak yang lebih luas, meningkatkan pendapatan mereka dan memperkuat ekonomi desa. Selain itu, festival ini juga mempromosikan kebudayaan dan warisan prasejarah Liangkobori, mendukung upaya pelestarian situs layang-layang purba yang menjadi daya tarik utama desa ini.
Dengan demikian, Festival Liangkobori menjadi contoh nyata bagaimana kegiatan budaya dan pariwisata dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal. Dukungan berkelanjutan terhadap festival ini diharapkan dapat terus menarik lebih banyak wisatawan, memperkuat ekonomi desa, dan melestarikan situs-situs bersejarah yang ada di Liangkobori.
Mantan Camat Lohia, La Ode Muhammad Hajar Sosi, SE (Foto: Ist)
Harapan dan Dukungan Masyarakat untuk Festival Liangkobori
Sebagai salah satu tokoh masyarakat Desa Liangkobori, Farlin berharap agar Festival Liangkobori dapat diadakan setiap tahun. Ia menekankan dampak positif dari festival ini terhadap perekonomian desa dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Menurutnya, festival ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga mendatangkan berbagai peluang ekonomi bagi penduduk lokal.
Untuk mencapai tujuan tersebut, koordinasi dengan berbagai pihak terus ditingkatkan. Kolaborasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Muna dan Provinsi Sulawesi Tenggara menjadi kunci sukses dalam meningkatkan promosi festival ini. Berbagai strategi promosi telah dirancang, termasuk memperkenalkan Festival Liangkobori melalui media sosial, media cetak, dan acara-acara pariwisata lainnya, dengan harapan dapat menarik lebih banyak wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
Banyak pihak yang mengapresiasi penyelenggaraan Festival tahunan ini, salah satunya datang dari masyarakat Lohia, La Ode Muhammad Hajar Sosi, SE, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap penyelenggaraan Festival Liangkobori.
Hajar menilai, festival ini memiliki peran penting dalam meningkatkan nilai situs prasejarah yang ada di daerahnya. Selain itu, festival ini juga mendorong aktivitas ekonomi, terutama bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat.
“Dengan adanya festival, produk-produk lokal seperti kerajinan tangan, makanan khas, dan hasil pertanian dapat lebih dikenal dan diminati oleh para pengunjung,” ungkap mantan Camat Lohia ini.
Dukungan dari berbagai kalangan, baik dari pemerintah maupun masyarakat, menjadi salah satu faktor utama dalam kesuksesan Festival Liangkobori. Harapan besar juga disematkan pada generasi muda untuk terus melestarikan dan mempromosikan situs layang-layang purba ini sebagai warisan budaya yang bernilai tinggi.
“Festival Liangkobori tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga sebagai momentum penting dalam upaya pelestarian budaya dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Hajar.
Penulis : La Tri
Editor : Redaksi