MUNA, SABHANGKA.COM – Sebuah video pernyataan Calon Bupati Muna, Bachrun Labuta, yang menyebut Ketua DPC PDIP Muna, La Ode Freby Rifai Pedansa, sebagai “kurang ajar,” telah memicu kontroversi di media sosial. Pernyataan tersebut ditafsirkan oleh beberapa pihak sebagai serangan pribadi, namun Bachrun segera menjelaskan bahwa istilah itu ditujukan kepada oknum di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) yang berusaha menyuapnya.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Jumat (11/10/2024) lalu, Bachrun menegaskan, “Bukan Freby yang saya maksud ‘kurang ajar’, tapi oknum yang menawarkan uang itu. Saya menolak tawaran tersebut karena pentingnya proses seleksi PPPK dilakukan dengan transparan dan tanpa biaya.”
Sementara itu, La Ode Freby Rifai Pedansa saat mengungkapkan rasa kecewanya terhadap pihak-pihak yang memanfaatkan situasi untuk menciptakan konflik. Ia menyatakan bahwa tidak tersinggung oleh pernyataan Bachrun, bahkan mengenal dengan baik integritasnya.
“Koemo di Pelintir. Pak Bachrun itu orang tua yang jujur. Saya yakin yang beliau maksud dengan ‘kurang ajar’ bukanlah saya, tetapi oknum yang mencoba menyuapnya,” ujar Freby, sembari menambahkan ungkapan dalam bahasa Muna ‘koemo’ (jangan).
Freby juga menekankan komitmennya untuk menolak segala bentuk pungutan liar, sejalan dengan sikap Bachrun.
“Pak Bachrun menolak pungli, dan itu sejalan dengan komitmen PDI Perjuangan untuk menolak segala bentuk pungutan dalam seleksi PPPK maupun CPNS,” tutupnya. Rabu (16/10/2024).
Penulis : Bardal
Editor : Redaksi